Hope you guys not feel boring to see my puberty"s story.
Let's continue!
After graduated from senior high school, me chose to study in different city. Bandung!
In Bandung, i met so many people with different personality.
Here's me for the firs time in college.
Took a selfie's a must!
After that, i cut my hair in the second semester.
And, i said good bye to Camera 360 in the third semester.
Too lazy to upload the fourth and fifth because i thought it's same.
And this's in the sixth semester. The last me in college.
End.
PS :
Teruntuk siapa pun yang sudah menyempatkan untuk membaca, terimakasih.
Dari tulisanku ini, aku cuma ingin menyampaikan bahwa semua manusia itu bisa berubah. Ntah ke arah yang lebih baik, atau bahkan buruk. Aku bukan seorang berpengalaman yang bisa mengisahkan kisah inspiratif lalu bisa kalian ambil hikmahnya. Ceritaku ini bahkan tidak lebih baik dari tulisan diary anak sd yang sedang menemui cinta pertamanya.
Puberty? Kalian pasti sudah tau, itu adalah perubahan biologis yang terjadi pada semua orang. Sejak ia kecil, lalu dewasa. Oh ya, berrbicara tentang puberty selalu tidak terlepas dari sosok anak kecil yang biasa saja lalu berubah sangat cantik. Ya gak sih? Hehe.
Aku tidak terlahir cantik. Biasa saja. Rasa minder dalam menjalankan kehidupan sehari-hari itu sudah pasti. Sampai pada akhirnya, aku menyukai seorang lelaki. Secara normal aku berusaha untuk terlihat cantik, hanya untuk dia. Di sekolah menengah pertama, aku mendapatkan pacar pertamaku. Ya begitulah, rasa minderku selalu ada setiap disisinya. Tapi yaudahlah, namanya juga anak smp. hehe.
Semakin usiaku bertambah, aku mulai mengenal alat kecantikan. Ya, aku merasa kulitku lebih putih dan rasa minderku sedikit demi sedikit hilang. Saat itu, aku tidak tau untuk apa merawat diri dan berusaha keras untuk terlihat cantik. Membuat orang terkesan ? Membuat lawan jenis menyukai ? atau memang keinginanku? Jawaban nya sudah pasti, membuat lawan jenis terkesan, dan meinginkan kita disukai orang lain. Tapi, hanya dari fisik.
Aku merasa bahwa aku semakin berubah, sudah tidak terlalu kucel dan jelek seperti di smp. Tapi, aku tak bisa membuat orang yang ku suka menyukaiku. Aku berfikir, apa yang salah? Apa aku kurang cantik? Apa aku tidak menarik? Atau aku tidak pantas? Aku setiap hari terus memperbaiki fisiku, tapi tetap saja tak bisa membuat orang terkesan.
Begitulah. Semakin dewasa, aku menyadari bahwa fisik bukan segalanya. Aku selalu berusaha membuat orang lain terkesan hanya dari fisik, bukan hati. Memang, sudah seperti kepastian bahwa fisik adalah yang pertama, tapi harus selalu ingat bahwa bukan yang utama. Aku menyadari, untuk apa selalu memperlihatkan kecantikan fisik tapi tidak disertai kecantikan hati.
Hahaha terkesan klise memang. Siapa yang tidak ingin cantik? Semua wanita, termasuk aku pasti mau. Lelaki mana yang tidak ingin pasangannya cantik? Hahaha tidak ada. Ya, aku tau pasti tentang itu. Lalu, untuk kita yang terlahir biasa? Apa hanya bisa terus berkecil hati dan rendah diri? Ku rasa tidak. Masih banyak hal bisa kalian tunjukkan kepada dunia selain kecantikan fisik.
Tidak apa untuk merawat diri karena kita menyayangi diri kita sendiri dan bukan untuk membuat orang lain terkesan. Dengan fisik yang luarbiasa, kesan baik orang hanya semetara kalau tidak disertai hati dan ilmu. Ya!
Jadi, teruntuk siapapun bersyukurlah. Kalian luar biasa. Stop memaki diri hanya karena kekurangan diri, tidak seperti mereka yang kau ingin. Semua diciptakan karena sebuah alasan. Jika ia yang kau cinta, tak menyukaimu hanya karena fisikmu, tinggalkan.
Yakinlah, kita diciptakan berpasangan. Mungkin bukan sekarang, tapi nanti.
Yakinlah, ada seseorang yang menunggumu, mencintai kamu apa adanya, hanya saja kamu tak tau.
Yakinlah, aku..kamu..kita, luar biasa.
Yakinlah, kita diciptakan berpasangan. Mungkin bukan sekarang, tapi nanti.
Yakinlah, ada seseorang yang menunggumu, mencintai kamu apa adanya, hanya saja kamu tak tau.
Yakinlah, aku..kamu..kita, luar biasa.
Setuju banget!!!! Karena cantik hati lebih dari segalanyaa ^^
ReplyDeleteHehehe makasih udah baca kak:)
Delete